Batu Bara Berasal Dari Fosil Apa? Dan Bagaimana Terciptanya – Batu bara adalah bahan bakar fosil. Pemahaman biasanya ialah bebatuan sedimen yang bisa terbakar, tercipta dari pengendapan organik, intinya ialah beberapa sisa tumbuhan dan tercipta lewat proses pembatubaraan.
Beberapa unsur intinya terbagi dalam karbon, hidrogen dan nitrogen dan oksigen. Batu bara ialah bebatuan organik yang mempunyai karakter-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang bisa dijumpai dalam bermacam-macam, dapat berwujud kubus, balok, bundar, atau segitiga.
Analitis elemen memberi rumus formulasi empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.
Jika kita bicara mengenai batubara, pasti kita setuju jika batubara terhitung sumber daya Indonesia yang bernilai dan tidak bisa kita bebaskan dari kehidupan setiap hari.
Minimum kita bisa nikmati saluran listrik di rumah, di kantor atau di pertokoan karena batubara sang hitam manis, yang sering dikatakan sebagai emas hitam. Artikel ini diharap bisa menambahkan wacana kita berkenaan batubara pada umumnya.
Apa manfaat batubara?
Batubara sebagai salah satunya sumber energi yang perlu untuk dunia, yang dipakai sebagai bahan bakar pembangkit listrik sebesar nyaris 40% di penjuru dunia (Anonim, 2005).
Batubara sudah mainkan peranan yang penting sepanjang beratus-ratus tahun, bukan hanya menghidupkan listrik, tetapi sebagai bahan bakar khusus untuk produksi baja, semen, pusat pemrosesan alumina, pabrik kertas, industri kimia, dan farmasi.
Disamping itu, ada juga beberapa produk hasil sambilan batubara, diantaranya sabun, aspirin, zat pelarut, bahan warna, plastik, dan fiber (Anonim, 2005). Apa anda kaget ketahui begitu bergunanya material hitam ini? Saat ini anda tentu berminat untuk mengenali batubara lebih jauh.
Batu bara datang dari apa? Apa batubara itu dan bagaimana batubara dapat tercipta?
Batubara ialah penumpukan beberapa sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat alami pembusukan secara prima, yang selanjutnya terpreservasi dengan baik pada keadaan bebas oksigen (anaerobic) misalkan di bagian bawah dari satu danau atau pada pengendapan/sedimen berbutiran benar-benar lembut.
Proses penumpukan itu terjadi bertepatan dengan perubahan kerak bumi (dikenali sebagai perubahan tektonik) yang memungkinkannya beberapa sisa tumbuhan terakumulasi sampai benar-benar dalam. Karena penumpukan, material tumbuhan terserang temperatur dan penekanan tinggi yang mengakibatkan peralihan fisika dan kimiawi.
Sepanjang tahapan itu prosentase hidrogen dan oksigen akan menyusut, dan prosentase karbon akan bertambah. Hasilnya ialah satu material yang memiliki kandungan karbon lebih dari 50% berdasar berat dan 70% berdasar volume, yang kita sebutkan sebagai batubara
Apa tipe batubara?
Batubara mempunyai karakter dan tipe yang lain. Beberapa faktor yang tentukan watak dari batubara diantaranya tipe tumbuhan penyusun dan pengotor yang ada pada batubara itu, yang nanti akan mempengaruhi kandungan abu pada batubara.
Disamping itu, temperatur dan penekanan dan lamanya waktu pembangunan sebagai aspek khusus dalam pembangunan batubara, yang dikatakan sebagai maturitas organik. Tahapan awalnya pada pembangunan batubara dengan diawali peralihan material tumbuhan jadi gambut, yang selanjutnya beralih menjadi lignit.
Bersamaan dengan pertambahan temperatur dan penekanan, lignit alami peralihan dengan bertahap jadi batubara sub-bituminus, selanjutnya bituminus dan sebagai rangking paling tinggi jadi antrasit. Batubara dengan rangking yang semakin tinggi (antrasit) biasanya lebih keras, mempunyai kandungan karbon yang semakin banyak, tingkat kelembapan yang lebih rendah, dan hasilkan energi yang semakin banyak.
Batubara untuk sumber energi di Indonesia
Keinginan energi Indonesia dikuasai oleh konsumsi listrik dan diprediksi akan bertambah didorong oleh pembangunan ekonomi dan komunitas yang tumbuh cepat. Agar bisa menyamakan keinginan energi ini, pemerintahan Indonesia sudah memutuskan sasaran untuk pembangkit listrik sampai 135,5 GW di tahun 2025, dan dituangkan dalam Ketentuan Presiden (PerPres) No.22 / 2017.
Suplai energi primer di Indonesia khususnya didasari pada bahan bakar fosil seperti minyak, gas, dan batubara. Peraturan energi nasional memutuskan pembagian sumber energi di tahun 2025 yakni minyak (20%), gas (30%), batubara (33%), dan energi baru-terbarukan (17%).
Bidang pembangkit listrik ialah customer batubara paling besar di Indonesia. Kenaikan konsumsi batubara benar-benar berarti di bidang pembangkit listrik, yakni dari 56 juta ton pada 2006 dan diprediksi jadi 123,2 ton pada 2025. Sementara Indonesia sendiri mempunyai sumberdaya batubara (Gambar 2) sejumlah 149,009 miliar ton dan cadangan sejumlah 37,604 miliar ton (data Tubuh Geologi di tahun 2018).

Ingat batubara mempunyai karakter tidak terbarukan dan dibuat proses dari geologi sepanjang beberapa puluh bahkan juga beberapa ratus juta tahun, karena itu sangat sayang jika pendayagunaannya tidak mempunyai nilai lebih. Disamping itu, pembakaran batubara untuk kepentingan pembangkit listrik hasilkan “sampah padat beresiko dan beracun”.
Peningkatan dan riset harus dilaksanakan berkaitan dengan pemakaian batubara dan pendayagunaan sampah batubara, diantaranya gas metana batubara (coal bed methane), batubara tercairkan (liquified coal), batubara tergaskan (gasified coal), atau pendayagunaan “sampah” batubara untuk hasilkan sumberdaya non-konvensional yang menambahkan nilai dan efektivitas pemakaian batubara di Indonesia