Wedding Unik Dengan Membagikan Baju Bekas


Pasangan ini memilih cara unik untuk memeriahkan pernikahan mereka. Mereka tidak melakukan potong kue atau saweran seperti biasanya, tetapi memilih untuk memotong kawat yang berisi baju bekas atau thrift. Video momen tersebut menjadi viral setelah diunggah di TikTok oleh akun @rh_weddingplanner. Dalam video tersebut, terlihat pengantin pria membuka kawat dan membagikan baju thrift kepada tamu undangan, mirip dengan momen pelemparan bunga pada pernikahan biasa. Video tersebut telah mendapatkan banyak views dan komentar dari warganet.

Beberapa pengguna TikTok memberikan respons positif terhadap konsep unik ini, menyebutnya sebagai ide yang bagus dan lebih bermanfaat. Namun, ada juga komentar negatif yang menganggap bahwa bagi-bagi baju bekas kurang sesuai untuk acara pernikahan, terutama bagi tamu yang belum mengerti tentang thrift. Salah satu akun menyarankan bahwa momen pernikahan seharusnya lebih cocok dengan barang baru daripada barang bekas.

Pernikahan ini diadakan pada tanggal 19 Mei 2023 di Hotel Santika, Tasikmalaya, Jawa Barat. Konsep pernikahan ini dianggap unik oleh tim WO dan tamu undangan yang sangat antusias. Pasangan pengantin, Dita dan Hanif, mengungkapkan bahwa pernikahan mereka merupakan intimate wedding dengan konsep sederhana elegan. Mereka juga mengungkapkan bahwa mereka tidak melalui proses pacaran dan langsung melangsungkan taaruf sebelum menikah.

Bagaimanan Pebnjelasan Dari Penyelenggara?

Dita juga menjelaskan bahwa suaminya memiliki usaha jual beli baju bekas atau thrift, dan ide membuka ball thrift di pernikahan datang dari keduanya. Mereka mengganti tradisi saweran uang atau permen dengan saweran pakaian bekas, meskipun mendapat komentar negatif terkait kesehatan dan kebersihan pakaian bekas tersebut. Dita menanggapi komentar negatif tersebut dengan santai, menyatakan bahwa mereka telah menyadari konsekuensi dari menjalankan usaha thrift dan bahwa ada pasar untuknya di Indonesia.

Meskipun mendapatkan komentar negatif, pasangan pengantin, Dita dan Hanif, tetap berpegang pada pilihan mereka untuk memeriahkan pernikahan dengan konsep thrift. Mereka menghadapi skeptisisme dan pandangan negatif terhadap pilihan mereka, tetapi mereka memilih untuk menjadikan momen tersebut sebagai bentuk ekspresi dan keunikan pernikahan mereka.

Dita menegaskan bahwa saat mereka memutuskan untuk terlibat dalam bisnis thrift, mereka telah memahami konsekuensi dan stigma yang melekat padanya. Namun, mereka juga menyadari bahwa di Indonesia, ada pasar yang cukup besar untuk pakaian bekas. Mereka berdua telah menggemari thrift sejak masa sekolah, dan ini menjadi alasan kuat bagi mereka untuk menjalankan konsep ini dalam pernikahan mereka.

Konsep thrift dalam pernikahan mereka juga memiliki kelebihan lain. Selain memberikan momen kejutan bagi tamu undangan, ini juga dapat dianggap sebagai langkah menuju keberlanjutan dan ramah lingkungan. Dengan membagikan baju thrift kepada tamu undangan, mereka memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menghargai dan menggunakan pakaian bekas, mengurangi limbah tekstil, dan mengajak semua orang untuk berpikir lebih serius tentang masalah berkelanjutan dalam industri mode.

Lebih jauh lagi, momen ini menggambarkan hubungan Dita dan Hanif yang unik dan berbeda dari pasangan pada umumnya. Mereka menjalani proses taaruf yang singkat dan langsung menuju pernikahan, tanpa melalui tahap pacaran yang konvensional. Keputusan mereka untuk mengadakan pernikahan yang intim dengan konsep sederhana elegan dan momen thrift menjadi gambaran dari keberanian mereka untuk menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini.

Tidak ada pernikahan yang sempurna, dan setiap pasangan memiliki hak untuk menentukan konsep dan detail acara pernikahan mereka sesuai dengan kepribadian dan preferensi mereka. Pilihan Dita dan Hanif untuk mengadopsi konsep thrift dalam pernikahan mereka adalah cerminan dari kepribadian mereka yang unik dan keinginan mereka untuk membuat momen pernikahan mereka berbeda dan berkesan.

Dalam menghadapi berbagai komentar dan pandangan negatif, pasangan pengantin ini tetap teguh pada pilihan mereka. Mereka tidak membiarkan pendapat orang lain menghalangi mereka untuk merayakan pernikahan dengan cara yang mereka inginkan. Ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa setiap pernikahan adalah unik dan harus dihormati tanpa mengurangi nilai-nilai penting dari ikatan tersebut.

Pernikahan Dita dan Hanif dengan konsep thrift mengajak kita untuk merenungkan kembali pandangan kita terhadap tradisi pernikahan dan bagaimana kita dapat mengekspresikan diri dengan cara yang sesuai dengan kepribadian dan nilai-nilai kita sendiri. Setiap pernikahan memiliki kisah dan pesan yang berbeda, dan yang terpenting adalah bahwa cinta, penghargaan, dan keunikan adalah yang memadukan mereka, bukan hanya pilihan-pilihan yang tampak biasa.

Selain menghadirkan momen pernikahan yang unik dan berbeda, penting juga bagi pasangan pengantin untuk memiliki bantuan dan dukungan yang tepat dalam merencanakan dan mengatur acara pernikahan mereka. Di tengah banyaknya pilihan penyelenggara pernikahan, Aisya Enterprise Wedding Organizer adalah salah satu perusahaan yang layak direkomendasikan.

Aisya Enterprise wedding planner telah lama beroperasi dalam industri pernikahan dan telah mendapatkan reputasi yang baik dalam menyelenggarakan pernikahan yang berkesan dan sesuai dengan harapan pasangan pengantin. Mereka memiliki tim yang berpengalaman dan berdedikasi yang siap membantu pasangan pengantin dalam merencanakan, mengatur, dan melaksanakan setiap detail acara pernikahan. Kalian bisa dapatkan di: https://kaesank.com/